Harga Rokok Tidak Jadi Naik

Bahkan sampai saat ini Mentri Keuangan (MENKEU) belum mengeluarkan aturan baru terkait harga rokok yang di isukan akan naik secara mengerikan tersebut. Kini Bu mentri akan angkat bicara perihal kenaikan harga rokok.

Jakarta, Senin (22/08/2016) " KEMENKEU belum ada aturan terbaru mengenai harga jual eceran dan tarif cukai rokok sampai hari ini," Katanya saat Konverensi Pers Tax Amnesty di kantor KEMENKEU.
Boomingnya isu tentang harga rokok yang naik secara signifikan ini berawal dari sebuah event 3rd Indonesian Health Economics Association (InaHEA) Congress di Jogjakarta, Kamis (28/07/2016) malam.

Harga Rokok Tidak Jadi Naik

"Bagaimana Bila Harga Sebungkus Rokok Lebih dari Rp. 50.000". Nah, itu dia judul yang menjadi rujukan para blogger untuk membuat sebuah artikel dalam blognya agar menjadi Viral dan hangat. Padahal belum ada keputusan resmi dari pemerintah terkait untuk menaikkan harga rokok, dan tentunya jika toh benar itu akan terjadi maka akan ada dampak negatif dari yang lebih berbahaya di banding sekedar jumlah perokok di indonesia yang kian meningkat. Dalam hal ini sudah tentu pemerintah meikirkan matang-matang dan memperhitungkan dampak-dampak buruknya.

Memang jika harga rokok naik bukan sebuah keputusan yang salah, namun itu adalah sebuah keputusan sepihak saja, jika pun tujuannya untuk menekan angka konsumen rokok itu pun tidak salah, namun akan ada masalah besar yang tercipta dari keputusan istimewa tersebut, mari kita coba menerka-nerka dampak dari kenaikan harga rokok jika benar akan mencapai nilai Rp 50.000,00.

Sketsa Dampak Negatif Kenaikan Harga Rokok :

1. Kriminalitas Meningkat
Dapat kita terka secara Analogi standart, jika setiap hari kita biasa mengkonsumsi rokok dengan harga yang saat ini berlaku yaitu antara Rp 12.000 sampai Rp 20.000 saja kita sudah agak berat, apalagi dengan harga 50 ribu, sedangkan kebutuhan rokok kita tidak semudah membalikkan tangan untuk menghilangkannya, kita para perokok butuh teraphy kusus jika ingin berhenti merokok. Itupun jika semua perokok mau menyadari akan bahaya rokok, namun jika tidak, apapun akan di lakukan untuk memenuhi hasratnya menghisap asap nikotin yang tidak lebih kejam dari asap pabrik dan kendaraan bermotor.

Alhasil, para kreator dan tunas nertal akan terdorong naluri kriminalnya untuk mendapatkan apa yang di inginkannya, kita dan mereka di luar sana para perokok pasti berpikir, kenapa kita yang di tekan, bukan koruptor di atas sana yang notabene lebih kejam dan lebih merugikan, dan di saat yang bersamaan akan muncul pemberontakan untuk peraturan-peraturan yang ada, seperti misal Hukum dan Undang-Undang.

2. Korupsi
Ini akan menjadi lahan subur bagi para mafia pajak. Jangan salah, walaupun Gayus tambunan sudah terdeteksi, bukan tidak mungkin akan ada Gayus tambunan jilid 2, 3 dan seterusnya. Mengingat sistem dalam setiap tingkat birokrasi di Indonesia sangat rentan di jadikan sarang para seniman korupsi dan politikus anti sadar.

3. Pecandu Narkoba Meningkat.
Belum lagi efek ekstrimnya, yaitu para perokok akan berpindah menjadi "pemakek", karna di pikir harganya tidak terlalu berbeda jauh, kenapa tidak sekalian beli ganja. Dengan intensitas pecandu narkoba untuk saat ini saja sudah membuat phak berwajib menjadi kewalahan, apalagi jika di tambah sumbangan dari perokok yang berpindah menjadi pecandu.

Harga Rokok Tidak Jadi Naik

Bukan kami menolak kenaikan harga rokok hanya dengan alasan harga yang tidak terjangkau, namun ada kesimpulan akhir yang akan lebih kacau, kami kira pemerintah akan memberi keputusan yang sangat tepat terkait hal ini.

Tentunya bukan hanya kami yang punya pemikiran tentang dampak buruk yang di akibatkan oleh berita viral ini. Terakhir, wahai para pemerintah, kami para perokok mohon dengan hormat agar dapat memberi keutusan dan kebijakan yang dapat membuat kebaikan bagi kemaslahatan bersama, kami tanggalkan pasrah kami pada anda-anda yang terhormat. Satu lagi, Kami cuma perokok, bukan koruptor. Kami merokok dan hanya akan menyenangkan dan merugikan diri kami sendiri, bukan merugikan rakyat dan negara untuk kesenangan kami.

No comments