Waah Ternyata Makan Pedas Saat Sahur Dan Buka Puasa Itu Baik Juga Lho!

Nah, bagi anda pecinta kuliner pedas nusantara, tidak perlu risau dan hawatir lagi, dan bertanya-tanya tentang apakah mengkonsumsi makanan pedas, atau hal-hal yang berbau cabai-cabaian saat berbuka dan sahur itu aman? Apakah tidak mengganggu pencernaan? Hehe tenang saja, ternyata keterangan dari seorang praktisi kesehatan berikut ini cukup memihak kepada pecinta kuliner pedas, dari pada penasaran, langsung saja berikut ulasan beliau dilansir dari Detiknews.Com.

Seorang praktisi kesehatan dari RS Cipto Mangunkusumo, dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB,FINASIM, FACP mengatakan bahwa mengkonsumsi makanan pedas saat sahur atau berbuka memang sebaiknya dikurangi namun tidak perlu berhenti mengkonsumsinya sama sekali.
 
Waah Ternyata Makan Pedas Saat Sahur Dan Buka Puasa Itu Baik Juga Lho!

Seperti yang diketahui, cabai sendiri merupakan Makanan Yang Kaya Gizi lantaran mengandung serat, vitamin C, vitamin A, mineral dan antioksidan. "Selain itu cabai juga mengandung capsaisin. Manfaat capsaisin sendiri dapat meningkatkan nafsu makan, merangsang buang air besar, serta karena bersifat analgetik juga membantu mengurangi sakit kepala. Cabai juga bisa meningkatkan metabolisme tubuh sehingga proses pembakaran kalori lebih baik," papar dr. H. Ari.

Karena itu jika kita tidak mempunyai masalah dengan pencernaan, cabai tentu tetap bisa dikonsumsi saat sahur dan berbuka. Tapi ingat jangan sampai berlebihan. Justru konsumsi cabai bisa membantu buang air besar yang kadang-kadang sulit saat seseorang berpuasa.

Menurut dr. H. Ari, kesulitan BAB saat puasa adalah karena aktivitas gerak dan minum yang relatif kurang. Tak hanya itu, komponen cabai yang banyak mengandung vitamin dan mineral juga sangat dibutuhkan saat berpuasa. "Tapi tentu konsumsi cabai tidak boleh berlebihan dan tidak bisa dikonsumsi kalau pencernaan kita sedang bermasalah. Konsumsi cabai yang berlebihan tentu akan mencetuskan kambuhnya sakit mag, dan Pada sebagian orang akan merangsang diare," tutur dr. H. Ari.

No comments