Mendaki Gunung Bukanlah Ajang Selfie, Namun Bertujuan Untuk Dekat Dengan Alam

Akhir-akhir ini bisa dikatakan mendaki gunung menjadi sebuah trend. Mendaki gunung sendiri bukanlah ajang selfie dan share di media sosial hanya untuk “ngehits”. Namun tujuan sebenarnya mendaki gunung adalah untuk lebih dekat dengan alam. Mendaki gunung bisa menjadi hal yang menakutkan khususnya untuk para pendaki pemula sebab nyawa menjadi taruhannya bila tak mengerti situasi dan kondisi alam yang tak dapat diprediksi. Contohnya saja udara dingin, mungkin Anda beranggapan udara dingin sudah biasa karena kerap tidur dengan menggunakan AC dengan suhu yang ekstra dingin. Namun kenyataannya udara dingin di gunung bisa mencapai suhu minus.

Ada pula yang beranggapan mendaki gunung merupakan hal yang keren, ada kebanggaan tersendiri saat sudah mencapai puncak. Akan tetapi terkadang tanpa disadari, para pendaki yang mengaku pencinta maupun penikmat alam justru menjadi perusak alam. Berikut ini beberapa kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku pencinta alam namun belum mengerti akan alam seutuhnya.


Mendaki Gunung Bukanlah Ajang Selfie, Namun Bertujuan Untuk Dekat Dengan Alam

1. Selfie di lokasi ekstrim agar keren dan kekinian
Selfie merupakan salah satu momok paling besar dari pencinta alam abal-abal. Selfie sendiri dapat dikatakan positif bila bertujuan untuk mengabadikan momen dan negatif bila tak berhati-hati saat melakukannya. Akhir-akhir ini kerap muncul share di media sosial berupa foto seseorang yang berpose di puncak gunung dengan selembar kertas ucapan yang bisa tampak norak bila kertas untuk foto tersebut ditinggal begitu saja menjadi sampah di atas gunung.


Mendaki Gunung Bukanlah Ajang Selfie, Namun Bertujuan Untuk Dekat Dengan Alam

2. Pendakian massal open trip
Mendaki gunung memang sangat menyenangkan bila bersama dengan teman-teman. Namun terkadang banyak pendaki pemula yang tak melihat kapasitas open trip. Contohnya ketika diadakan open trip dengan peserta pendakian berjumlah 50 orang. Bila kapasitas per gunung hanya diizinkan 400 orang tiap harinya maka sudah mengurangi kuota menjadi 350 orang, belum dikurangi open trip dari daerah yang lain. Ini bisa mengurangi kesempatan pendaki yang lainnya untuk menikmati alam.


Mendaki Gunung Bukanlah Ajang Selfie, Namun Bertujuan Untuk Dekat Dengan Alam

3. Sampah
Kebanyakan pendaki abal-abal tak memahami arti dari konservasi. Banyak diantara mereka yang dengan mudahnya membuang sampah sembarangan. Padahal akan lebih baik bagi alam bila mereka membawa kembali sampah dalam tas. Ada pula pendaki yang tak memahami lingkungan dengan santainya buang air sembarang tempat seperti di mata air atau memakai bahan kimia yang dapat merusak seperti kemasan shampo/sabun di dekat mata air. Bila Anda seorang pencinta alam sejati maka tegurlah pendaki yang membuang sampah secara sembarangan.

4. Bersikap tak peduli
Beberapa pendaki abal-abal beranggapan tugas konservasi merupakan tugas para penjaga Taman Nasional, porter ataupun LSM lingkungan. Mereka juga kerap tak memperhatikan kearifan lokal yang berlaku di lingkungan warga setempat, baik tertulis maupun tidak. Terkadang mereka juga beranggapan bahwa mereka bukan pencinta alam, namun hanya penikmat alam jadi mereka tak merasa memiliki kewajiban melaksanakan tugas konservasi.


Mendaki Gunung Bukanlah Ajang Selfie, Namun Bertujuan Untuk Dekat Dengan Alam

5. Merusak keasrian gunung
Ketika melakukan petualangan, seorang petualang harus memiliki beberapa kode etik, diantaranya take nothing but a picture, leave nothing but a footprint, kill nothing but a time untuk menjaga kelestarian alam sehingga petualang bisa mengulangi kegiatan bertualangnya di alam pada masa yang akan datang.

6. Memanfaatkan alam menjadi tempat asusila
Sudah menjadi rahasia dalam kesunyian gunung menjadi kesempatan bagi muda-mudi untuk memadu kasih, bahkan berhubungan intim. Ini menjadi fenomena yang benar-benar mengkhawatirkan bagi warga setempat, karena ada warga yang percaya gunung merupakan tempat suci dan dilarang menjadi tempat asusila.

Mendaki Gunung Bukanlah Ajang Selfie, Namun Bertujuan Untuk Dekat Dengan Alam

7. Melanggar batas wilayah pendakian
Terkadang rasa ego untuk menaklukkan daripada hanya sekedar menikmati alam dapat mengubah semuanya hanya untuk berfoto dan share di media sosial, termasuk melanggar batas wilayah pendakian. Jadilah pencinta alam dan pendaki gunung yang sesungguhnya.

No comments